Huuuft..huft... sebelumnya tiup-tiup blog ini dulu deh.
Debunya berlapis-lapis, lama ga dibuat nulis.
Maklum kemarin-kemarin hamil muda bikin emoh deket-deket sama bahan kue.
Bawaannya pusing mual-mual padahal cuma lewat di depan kotak penyimpanan bahan kue. Alhamdulillah sekarang hamil tua si debay uda bisa diajak umek di dapur lagi, itu pun teteup ga mau yang sejenis cake bgitu, maunya kue tradisional aja, hihihii....
Akhirnya.... nge-blog lagi! Selama ini hasrat bikin kue, poto-poto& nge blog terbang ntah kemana. Eeh hari ini taunya rindu tak tertahankan nulis skaligus poto-poto lagi. Alhamdulillah sekarang saya sudah balik lagi ke Sapporo, waktu pulang kemarin masih bersalju, eeh... balik-balik ketemu salju lagi. Bener-bener sesuai deh sama jargon kota Sapporo : Blessing With The Snow.
Nah, ceritanya di rumah lagi ada stok tepung shiratama, sejenis tepung beras ketan yang biasa digunakan untuk bikin mochi. Sebenernya pengen bikin klepon, tapi g ada pasta pandan. Mau bikin cenil, santannya ga cukup (plus udah pernah bikin juga di sini ). Akhirnya pilihan jatuh pada onde-onde...sekali-kali aah coba bikin cemilan dari shiratama yang ga direbus tapi digoreng. Setelah berselancar resep kulit, pilihan jatuh di blognya mb wennyazki yang cukup simple dan sesuai dengan stok bahan di Jepang. Hanya saja setelah dicoba, saya ingin kulit yang chewy tapi ga alot, jadi di kesempatan lain sepertinya takaran tepung maizena perlu dikurangi setengahnya.
Untuk isiannya, karena ga ada kacang ijo di Jepang, saya pakailah kabocha si labu kuning yang banyak dijumpai di Jepang. Saya utak-atik sendiri resepnya sambil membayangkan tekstur dan rasa yang saya inginkan.
Dan hasilnya....
Cara Membuat Kulit:
1. Campur tepung shiratama, tepung kentang, dan gula.
2. Tuang air hangat secara bertahap sambil mengulen adonan tepung.
3. Masukkan air kapur sirih, ulen kembali.
4. Bentuk adonan menjadi bulat-bulat dengan berat sekitar 15 gr.
Cara Membuat Isi:
1. Kukus/renji kabocha hingga matang.
2. Setelah matang, segera haluskan kabocha dalam keadaan panas.
3. Setelah kabocha hancur dan masih dalam keadaan panas, masukkan susu, gula, wijen bubuk. dan mentega sehingga bahan-bahan tersebut mudah tercampur dengan baik walaupun tanpa dimasak di atas kompor.
4. Bentuk bulat-bulat dengan berat kurang lebih 8gr.
Penyelesaian:
1. Pipihkan adonan kulit, isi dengan bulatan kabocha, lalu bentuk bulat-bulat kembali.
2. Celupkan ke dalam air dingin, lalu gulingkan ke dalam wijen.
3. Goreng dalam api kecil, minyak yang panas dan banyak. Jangan lupa untuk dibolak balik agar tidak meletus.
Catatan terutama untuk saya,adonan kulit onde-onde tidak bisa menginap karena akan membuat tekstur kaku & lebih keras (kemarin karena satu dan lain hal, saya bagi waktu mengolah kulitnya malam & pagi hari ). Plus perlu belajar lagi bikin bulatan kulit yang ga tebal tapi juga ga robek ^_^
Mungkin lain kali perlu dicoba juga resep kulit yang menggunakan adonan kabocha sebagai salah satu komposisinya.
Selamat mencoba...
Debunya berlapis-lapis, lama ga dibuat nulis.
Maklum kemarin-kemarin hamil muda bikin emoh deket-deket sama bahan kue.
Bawaannya pusing mual-mual padahal cuma lewat di depan kotak penyimpanan bahan kue. Alhamdulillah sekarang hamil tua si debay uda bisa diajak umek di dapur lagi, itu pun teteup ga mau yang sejenis cake bgitu, maunya kue tradisional aja, hihihii....
Akhirnya.... nge-blog lagi! Selama ini hasrat bikin kue, poto-poto& nge blog terbang ntah kemana. Eeh hari ini taunya rindu tak tertahankan nulis skaligus poto-poto lagi. Alhamdulillah sekarang saya sudah balik lagi ke Sapporo, waktu pulang kemarin masih bersalju, eeh... balik-balik ketemu salju lagi. Bener-bener sesuai deh sama jargon kota Sapporo : Blessing With The Snow.
Nah, ceritanya di rumah lagi ada stok tepung shiratama, sejenis tepung beras ketan yang biasa digunakan untuk bikin mochi. Sebenernya pengen bikin klepon, tapi g ada pasta pandan. Mau bikin cenil, santannya ga cukup (plus udah pernah bikin juga di sini ). Akhirnya pilihan jatuh pada onde-onde...sekali-kali aah coba bikin cemilan dari shiratama yang ga direbus tapi digoreng. Setelah berselancar resep kulit, pilihan jatuh di blognya mb wennyazki yang cukup simple dan sesuai dengan stok bahan di Jepang. Hanya saja setelah dicoba, saya ingin kulit yang chewy tapi ga alot, jadi di kesempatan lain sepertinya takaran tepung maizena perlu dikurangi setengahnya.
Untuk isiannya, karena ga ada kacang ijo di Jepang, saya pakailah kabocha si labu kuning yang banyak dijumpai di Jepang. Saya utak-atik sendiri resepnya sambil membayangkan tekstur dan rasa yang saya inginkan.
Dan hasilnya....
Alhamdulillah...walaupun belum sempurna, tapi Abinya Jihan, Jihan (yang biasanya ga begitu suka kabocha) dan ibu-ibu Jepang suka. Dekita..
Langsung aja, ini resep kulit yang sudah saya adaptasi dari blog wennyazky:
Kulit:
250 gr tepung shiratama
1 sdt tepung kentang/tapioka/maizena
1 sdt air kapursirih (bila ada, untuk menambah rasa renyah)
175 ml air hangat
50 gr gula pasir
Isi:
1/2 buah kabocha kecil (lupa ga lihat berapa gramnya)
5 sdm mentega
7 sdm gula pasir (sesuai selera)
3 sdm susu cair
wijen bubuk bila suka
1. Campur tepung shiratama, tepung kentang, dan gula.
2. Tuang air hangat secara bertahap sambil mengulen adonan tepung.
3. Masukkan air kapur sirih, ulen kembali.
4. Bentuk adonan menjadi bulat-bulat dengan berat sekitar 15 gr.
Cara Membuat Isi:
1. Kukus/renji kabocha hingga matang.
2. Setelah matang, segera haluskan kabocha dalam keadaan panas.
3. Setelah kabocha hancur dan masih dalam keadaan panas, masukkan susu, gula, wijen bubuk. dan mentega sehingga bahan-bahan tersebut mudah tercampur dengan baik walaupun tanpa dimasak di atas kompor.
4. Bentuk bulat-bulat dengan berat kurang lebih 8gr.
Penyelesaian:
1. Pipihkan adonan kulit, isi dengan bulatan kabocha, lalu bentuk bulat-bulat kembali.
2. Celupkan ke dalam air dingin, lalu gulingkan ke dalam wijen.
3. Goreng dalam api kecil, minyak yang panas dan banyak. Jangan lupa untuk dibolak balik agar tidak meletus.
Catatan terutama untuk saya,adonan kulit onde-onde tidak bisa menginap karena akan membuat tekstur kaku & lebih keras (kemarin karena satu dan lain hal, saya bagi waktu mengolah kulitnya malam & pagi hari ). Plus perlu belajar lagi bikin bulatan kulit yang ga tebal tapi juga ga robek ^_^
Mungkin lain kali perlu dicoba juga resep kulit yang menggunakan adonan kabocha sebagai salah satu komposisinya.
Selamat mencoba...
No comments:
Post a Comment