27 March 2013

Bubur Cenil Kabocha

Bubur  ini punya banyak nama untuk daerah lain, kalau di Surabaya, saya biasa menyebutnya cenil. Cenil biasanya jadi teman setia bubur sumsum. Kalau ke pasar, saya selalu nengok ke penjual bubur sumsum untuk nyari si cenil ini, tapi sayang banget jarang sekali ada, padahal ini favorit saya. Makanya, begitu teman-teman di facebook akhir-akhir ini sering upload cenil, saya girang sekali pengen nyoba.



Pas ngelihat pertama resepnya  agak sedih juga ada tepung ketannya disitu, sedangkan di Jepang ga saya temui si tepung ketan ini. Alhamdulillah, sekitar bulan lalu mb Dyah Purnawati upload cenil & klepon dari tepung lokal di Jepang, namanya Shiratama. Wuaaahh..semangat lagi dah saya. Tepung jenis ini ada banyak variannya di Jepang, mulai dari yang halus kayak tepung pada umumnya, sampai yang butirannya agak besar-besar seperti garam laut. Saya sudah coba dua-duanya dan lebih prefer ke yang butiran halus, kalau yang kasar jatuhnya lembut banget kurang ada efek kenyalnya. Biasanya tepung ini untuk membuat mochi, yang juga bermacam-macam jenisnya.


Nah, waktu Jihan sakit kemarin saya bikin cenil ini (atas saran dari mba Mardhiatul Asparini), niatnya sihhh emang buat Jihan, tapi karena mulutnya masih aja pahit & ini favorit bundanya bangeet..yaaah, akhirnya saya yang ngabisin :D :D Suka banget deh sama sensasi kenyil-kenyil nya itu. Saya tambahin kabocha biar ada tambahan karbho nya, warnanya akhirnya ga gelap kayak versi aslinya, jadi warna kuning kabocha :)

Resepnya, kalau suruh jujur ini pakai takaran kira-kira, karena si tepung shiratama ini ga begitu doyan air. Kalau dipaksa ditakar, kira-kira begini, hehee:

Bahan cenil:
100 gram kabocha (rebus, haluskan panas-panas)
1/3 bungkus shiratama snow white
1 sdt gula pasir
1 sdt garam
5 sdm air

Cara Membuat Cenil:
Campur semua bahan jadi satu, ulen sampai halus, kemudian bentuk bulat-bulat.

Bahan kuah:
300 ml air
30  gram gula merah
2   sdm gula pasir
1 sdt cinnamon bubuk (memanfaatkan stok aja, hehe)

Bahan Penyiram:
150ml Santan 
1 sdt   Garam
1 lembar daun pandan
*rebus hingga mendidih

*tambahan untuk pengental kuah: 2 sdm Shiratama & 1 sdm tepung beras, larutkan dalam air.

Cara:
1. Campur semua bahan kuah, aduk jadi hingga rata. Didihkan.
2. Masukkan bulatan cenil ke dalam kuah yang sudah panas, rebus hingga matang.
3. Bila cenil sudah matang, masukkan larutan pengental, aduk cepat.
4. Untuk penyajian, siram cenil dengan kuah santan

Resep di atas adalah resep adaptasi untuk bahan-bahan yang tersedia di Jepang, InsyAllah akan segera dibuat versi bahan-bahan di Indonesia kalau sudah sampai kampung halaman yaah..

Selamat mencoba...

26 March 2013

Cake Pandan Lapis Puding Busa

Pulang kampung tinggal menghitung hari. Dan seperti kebiasaan warga Indonesia disini bila hendak  pulang ke tanah air, maka barang-barang yang sekiranya tidak dapat dibawa pulang akan dihibahkan kepada keluarga lain yang masih tinggal di Jepang. Termasuk oven saya ini T_T (beneran sedih deh) , jadi sebagai salam perpisahan pada oven pertama saya, akhirnya saya buatlah cake yang selama ini bikin saya penasaran...Cake Pandan Lapis Puding Busa.


Cake ini terinspirasi waktu saya bikin puding busa kemarin, sepertinya enak yaah kalau bawahnya cake atasnya puding busa.


...daaaannn, setelah jadi, wuaaaah beneran sesuai yang saya bayangkan, bawahnya padet kempus-kempus atasnya lembut krawus-krawus (Gimana tuh??? hahaha...yaa gitulaah pokoknya ^_^ ). Oiya, puding busanya masih berlapis sih, tapi ga papa, malah keliatan lebih bervariasi (pembelaan diri, hihihii..)

Untuk cakenya bisa pakai resep sponge cake andalan masing-masing atau kalau mau pakai punya saya bisa dilihat di di sini atau atau kalau mau coba resep cake yang lebih simpel juga bisa dilihat di sini, akhir-akhir ini saya lebih suka pakai resep ini - termasuk untuk ultahnya Jihan . Dan untuk resep puding busanya bisa di lihat di di halaman ini , yang dipakai yang bahan I aja yaah.

Cara membuatnya, cake pandannya dibikin dulu (ya iyalaah :D ) setelah matang,  tuang adonan puding busa ke atas cake pandan. Tunggu Hingga dingin, potong-potong, sajikan.


Nah demikian laporan dari saya, cake ini termasuk dalam kategori highly recommended! 

Selamat mencoba yaaa ,,,

21 March 2013

Nasi Goreng Sambal-Tanpa Duo Bawang

Nasi Goreng adalah salah jenis menu sederhana yang sering jadi andalan para ibu rumah tangga utamanya untuk sarapan. Walaupun sederhana, ternyata menu yang satu ini cukup disukai oleh warga Jepang. Bila ada festival, makan bersama, atau pun acara sejenisnya maka nasi goreng adalah menu yang sering dicari, saya sebagai orang Indonesia tidak perlu repot-repot memperkenalkan bahwa ini adalah fried rice, karena mereka sendiri yang akan bilang, "Aah..Nasyii Goreeeng" (Tentu dengan aksen khas orang Jepang ^_^).

Di Supermarket juga sering saya jumpai bumbu instan yang bila dilihat dari kemasannya itu menyerupai nasi goreng ( Saya sendiri tidak pernah mencoba, karena tidak semua barang bisa saya beli seenaknya mengingat faktor kehalalan, dan kalau pun ingin makan, saya lebih membuat sendiri..karena pernah saya makan nasi goreng buatan restoran Jepang, alamaak rasanya seperti makan nasi manis rasa saos tomat..hahaaa tapi tak apa, saya sangat menghargai usaha restoran itu untuk membuat saya nyaman dengan menghadirkan makanan Indonesia).


Bagi saya pribadi, nasi goreng adalah salah satu dari sekian dari makanan favorit saya. Dan saya mengelompokkannya menjadi tiga macam nasi goreng, nasi goreng merah alami untuk nasi goreng yang royal bumbu khas nasi goreng yang sering dibuat almh nenek saya dulu di desa, nasi goreng coklat untuk nasi goreng khas resto, nasi goreng putih untuk nasi goreng rumahan khas buatan ibu yang punya aroma super spesial. Semua saya suka ^_^

Nah, walaupun nasi goreng sederhana dalam pembuatannya tapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar menghasilkan rasa yang prima walau tanpa penguat rasa (ceiileeeh bahasanyaaah), ehh tapi serius lho, karena saya pernah dengar orang Jepang berkomentar, "Cyotto Amai ne" (Agak manis ya), dan setelah saya ikut icip hmmm saya tahu darimana rasa manisnya berasal, bukan dari bumbunya tapi dari Nasi nya itu sendiri, manis yang mengurangi citarasa. Jadi....:
1. Nasi terbaik untuk membuat nasi goreng adalah nasi yang dalam keadaan dingin & sudah jauh dari waktu pertama matang. Nasi yang baru saja matang mengandung banyak gula dan teksturnya pun masih lembek, jadi akan lebih baik bila semalam sebelumnya atau minimal satu jam sebelumnya kita sudah menyiapkan nasi dingin yang siap digoreng.
2. Menumis bumbu, menumis bumbu ini wajib hukumnya ditumis sampai benar-benar matang. Karena bila tidak, akan muncul bau mmm apa ya namanya, khas bau bawang-bawangan yang tidak matang dan itu cukup merusak rasa..
3. Cara menggoreng, banyak yang lupa atau mungkin belum tahu nasi goreng itu harus digoreng cukup lama&panas dengan api sedang cenderung kecil agar gula yang terkandung dalam nasi tersebut makin menipis dan wallaaa...jadilah nasi goreng yang nikmat :)


Nasi goreng merah itu, kalau dipikir-pikir bumbunya sama dengan sambal ya. Jadi, karena suami ga suka nasi goreng coklat maka kalau bikin nasi goreng saya selalu pakai bumbu dari sambal. Karena selain bahan-bahan sambal itu komplit, sambal juga sudah digoreng hingga matang jadi terhindar deh dari nasi goreng dengan bumbu setengah matang.

Sejak tinggal di Jepang, praktis saya sudah meninggalkan bawang merah, karena memang tidak ada di pasaran Jepang, kalau pun ada hanya di toko-toko asia tertentu dengan harga yang cukup tinggi. Jadi selama ini saya selalu menggunakan bawang bombay sebagai pengganti bawang merah. Untuk membuat sambal, saya selalu menyertakan bawang putih, tapi kali ini karena ingin meramaikan program tanpa bawangnya Dapur Sehat Ibu akhirnya bawang putih saya skip & surpriseeee.. alhamdulillah ga banyak pengaruhnya, tetap enak.

Berikut resep nasi gorengnya:
1 porsi nasi dingin
1 sdm sambal
1 genggam daun bawang/bawang prei
Udang/ bahan pelengkap lainnya
Garam secukupnya

Cara:
1. Masukkan sambal ke dalam sedikit minyak yang sudah panas (tak perlu terlalu lama karena sambal sebenarnya adalah bumbu yang sudah matang).
2. Masukkan bahan pelengkap, matangkan, nasi & daun bawang, aduk hingga rata, jangan lupa beri garam.
3. Goreng terus hingga panasnya sampai ke sela-sela nasi ^_^.


Nah untuk sambalnya ini, yang paling jago bikinnya adalah suami saya, warisan dari ibu mertua, jian muantepp kalau udah nyambel, cabenya bisa belasan sampai puluhan tapi rasa pedesnya tetep hot tapi ga nyetak. Untuk mendapatkan rasa sambal yang pas, maka gula merah ga boleh sampai lupa.

Resep Sambal Teri tanpa duo bawang:

Bahan:
Cabe besar merah
Cabe rawit
Bawang bombay
Tomat
Gula merah
Gula Pasir
Garam
Terasi
Ikan Teri

Cara:
1. Uleg atau blender semua bahan kecuali ikan teri. (Khusus bawang bombay&tomat separuh dirajang separuh diuleg/blender).
2. Dalam minyak panas, masukkan ikan teri lebih dulu, goreng hingga matang, kemudian masukkan bumbu yang sudah dihaluskan, goreng hingga matang.

Dari satu sambal ini bisajadi beberapa bumbu masakan, untuk nasi goreng, sambal goreng kentang, terong penyet semua saya pakai sambal sebagai bumbunya. Praktis kan...

Selamat mencoba




03 March 2013

Perjalanan Si Martabak Telur - Cepat & Hemat

*maaf ya kali ini edisi cukup panjang ^^

Ini pertama kalinya, saya coba resep tiga kali berturut-turut sampai ketemu hasil yang sesuai selera. Biasanya kalau ada yang ga pas, yaah coba lagi lah satu, dua minggu atau bahkan satu bulan kemudian. Tapi khusus untuk martabak telur, saya semangat 45, bukan apa-apa karena ini cemilan favorit ibu. Dan saya pengeeen sekali buatkan martabak yang enak untuk ibu.

 Dulu biasanya saya dan abiJihan atau adik saya suka beli untuk ibu, tapi kalau seperti  sekarang saya sedang di Jepang dan adik kadang harus bolak balik Surabaya-Malaysia siapa ya yang beli martabak, walaupun ada santri di rumah yang bisa dimintain tolong untuk beli lebih baik bikin sendiri kan ya kalau ternyata bisa sama enaknya.

Keinginan saya untuk bikin martabak sempat lama terkubur karena dulu yang saya tahu kulitnya harus direndam dulu di dalam minyak selama 5 jam, ohh tidaaks, Ga ada yang salah dengan cara ini, mungkin untuk mendapatkan hasil yang otentik seperti punya tukang martabak harus gini ya caranya, tapi maapkan saya kurang sabar :(

Dan, alhamdulillah..tiga hari yang lalu Mb Nina Setya Utami posting resep martabak yang gampang tanpa harus ada acara rendam merendam. Wuahh berbinar binar lah mata saya. Besok paginya langsung saya coba. Karena di resep asli takaran airnya kira-kira, jadi saya coba air sebanyak 50ml..ternyata adonannya terlalu encer kulit jadi terlalu tipis dan akhirnya bocor hikss..walaupun rasanya ga jelek-jelek amat tapi masih terasa ini telur dadar biasa. Yasudahlah tak apa, saya sudah menyiapkan hati sejak awal kalau kemungkinan ga langsung berhasil bisa saja terjadi. Sayangnya ga sempet saya foto, bentuknya juga jauh dari bentuk kotak karena pakai telur 3 seperti resep (yang belakangan saya salah paham maksudnya hehe) jadi telurnya mbleberrrr kemana mana hehee..

Malamnya, saya  masih penasaran. Bikin lagi ah, skalian buat lauk karena salmonnya tinggal seiris :D
Kali ini air saya kurangi jadi 30 ml, isinya cuma pakai 1 telur dan sayurmayur saya banyakkan biar lebih padat ga mbleber, teflonnya juga diperkecil jadi yang 20cm aja. Dan..hasilnyaaaa...


Wuaahh berhasil...girang bukan main sampe martabaknya saya foto pas masih panas. Tuh foto yang di bawah keliatan asepnya hehee..

Isinya juga lumayan cantik yaa... udah mirip aja sama martabak suroboyo favorit saya. kalau ada yang mau resepnya ini monggo, mb Nina ambil dari sichishow.blogspot dan saya modif sedikit:
Resep Kulit:
1 sdm tepung terigu
1 sdm tepung kaji
1 putih telur
30 ml air
sejumput garam

Cara:
1. Campur semua bahan dan aduk dengan wisk hingga tercampur rata. kemudian tuang ke dalam teflon yang sudah dipanaskan sebelumnya.
2. Setelah kulit terlihat cukup kering tuang adonan isian di tengah kulit, lipat menjadi bentuk persegi.
3. Kemudian siram minyak dibagian pinggir teflon, goreng martabak hingga kering.

Resep isi ala Bunda Jihan:

*menyesuaikan isi kulkas :D
1/3 isi Tuna kalengan
1 genggam kubis cincang
1 genggam bawang prei
1 sdm bubuk kari (bisa tambahkan bubuk masala bila suka)
1sdt garam
1/2sdt merica bubuk
1 butir telur

Campur semua bahan jadi satu, kocok.

Tapi...waktu makan martabak kedua, saya sambil merem melek merasa dan memperhatikan kulitnya. Agak kurang kriuk ya kalau untuk selera saya dan keluarga, padahal gorengnya sudah lama dan kulit juga sudah coklat. Knapa yaaa, apa karena 1 telur untuk satu adonan sesedikit ini. Dan akhirnya ga sengaja nemu resep kulit martabak di blog mb Ariesta Mikdar Gunawan di Dapur Khayangan yang tanpa telur.

Wuah langsung dah saya konsultasi sama bliau, kata bliau telur itu justru akan menyerap minyak brarti  bikin lebih empuk y kata sy dlm hati...ooohhhh, yang bikin kriuk juga setelah baca2 adalah penambahan tepung maizena. Dan..inilah hasilnya...


Kulit yang kali ini bikinnya kayak bikin kulit sosis solo atau risol, jadi di dadar satu2, trs diisi manual ga di atas teflon. Jadi kalau mau ada sensasi sprti bkin martabak beneran mungkin bisa pake resep sebelumnya. Berikut resepnya yang sudah saya bagi dua kecuali maizenanya tetap saya pakai 1 resep:

Resep kulit:
125gr terigu
1 sdm maizena
275 air
1 sdm minyak goreng
1/2 sdt garam

Campur samua jadi satu, dadar, angkat kemudian isi dg isian dan lipat sperti amplop. Goreng.

*Untuk 11 buah.saya pakai teflon kotak utk bikin tamago yaki (telur dadar kotak ala jepang) kurang lebih sama ukurannya dengan teflon bulat ukuran 20cm.


Lega akhirnya bisa eksekusi sampai dapet yang kriuk, trmikasih mb Nina yang bikin sy smangat lagi bkin martabak & bu Ita atas resep kriuknya :)

 Ibu, nanti kalau saya mudik ga usah beli martabak lagi ya, saya buatin sendiri, spesial pake cinta.



01 March 2013

Puding Busa Coklat-Part 1

Puding ini dibuat waktu demam hari kedua, udah bosen guling-guling sendirian di kasur, akhirnya angkat panci begitu ngelihat stok agar-agar masih banyak. Pilihan jatuh kepada Puding busa ini, waktu kecil sering makan puding jenis ini, sekarang jadi penasaran pengen bikin sendiri. Dan...sepertinya lidah orang sakit itu ga bisa dibohongi, waktu bikin adonannya sepertinya udah pas aja itu rasanya, begitu mateng ehh ternyata kurang manis. Yasudlah, mari kita siram vla aja ya..vla instan sih mengingat badan belum bener-bener fit, tapi vla favorit keluarga saya itu selalu dicampur sama nata de coco biar ga terlalu eneg. Karena Bapak ibu dan adik-adik saya dulu aslinya bukan pecinta vla2 beginian, akhirnya setiap saya bikin vla selalu saya campur nata de coco...Alhamdulillah makannya jadi lahap haap, lupa kalo itu vla, hihhii..


Seperti biasa, kalau ada embel-embel part-1 di belakangnya itu brarti masih ada yg blm klik, pgn nyoba lagi. Yup, saya belum klik nih sama lapisan agar-agar coklatnya yang jatuh ke bawah. Apa memang begitu ya? Tapi kalau lihat foto-foto puding busa lain kayaknya ngga. Waktu itu saya masukkan agar-agar coklat ke dalam putih telur dalam keadaan panas, apakah karena ini??? Mohon pencerahannya ya buibu dan manteman. Alhamdulillahnya, walaupun penampakannya ada yang belum sempurna alhmdulillah Jihan suka,"Oishiiii ..lagi dunk, Bunda" Yokatta ne..


Resepnya saya adaptasi dari sajian sedap:

Bahan I:
400 ml susu cair ( saya 200 susu coklat 200 air)
35 gram gula pasir
1 bungkus agar-agar bubuk Coklat
15 gram cokelat bubuk (menurut saya kok kurang coklat ya, jd saya tambah jadi 3sdm)
3 putih telur
1/8 sendok teh garam
60 gram gula pasir

Bahan II:
400 ml susu cair
1 bungkus agar-agar bubuk
125 gram gula pasir
1 kuning telur
1/4 sendok teh pasta vanila
*saya pakai puding vanila instan. Resep asli airnya 800ml jadi lembut banget, tp krn sy pgn bikin yg agak padet yg ga disendokin tapi bisa langsung di ambil jadi saya pakai takaran air seperti bikin puding sehari-hari.


Cara membuat:
  1. Bahan I, rebus susu cair, gula pasir, agar-agar bubuk, dan cokelat bubuk sampai mendidih. Sisihkan.
  2. Kocok putih telur dan garam sampai setengah mengembang. Masukkan gula pasir sedikit-sedikit sambil dikocok sampai mengembang.
  3. Masukkan rebusan puding sedikit-sedikit sambil dikocok perlahan.
  4. Tuang ke dalam loyang bulat diameter 22 cm tinggi 7 cm yang sudah dibasahi air. Biarkan setengah beku.
  5. Bahan II, rebus susu cair, agar-agar bubuk, dan gula pasir sampai mendidih. Matikan api. Masukkan sedikit rebusan susu ke dalam kuning telur. Aduk rata.
  6. Masukkan lagi ke dalam rebusan susu. Masak sampai mendidih. Tambahkan pasta vanila. Aduk rata.
  7. Panas-panas tuang di atas bahan I. Bekukan. 
Antara adonan coklat dan putih, supaya waktu udah mateng ga gampang lepas, maka nuang adonan putihnya harus ketika puding coklatnya masih dalam keadaan hangat jadi bisa nempel. Kalau sudah terlanjur dingin, dapet tips dari mb Henni Savitri Kemis puding coklatnya bisa ditusuk pakai lidi biar adonan putihnya meresap sedikit dan bisa jadi lem. Kalau saya, biar ga gupuh, smua adonan agar-agar sudah saya campur dulu smua jadi jarak memasak antara puding putih dan coklat ga terlalu lama.

Setelah berkonsultasi dengan ibu-ibu di Dapur Aisyah & BerandaSapporo, alhamdulillah sudah ketemu jawaban dari pertanyaan saya. Adonan puding busa saya memisah jadi lapisan dikarenakan mungkin saat memasukkan agar-agar ke dalam putih telur masih belum hilang uapnya atau terlalu panas dan saat mengocok puith telur dan agar-agar saya tambahkan lagi bubuk coklat agar warna lebih gelap. Oleh sebab itu berikut beberapa tips yang perlu diperhatikan, masukkan agar-agar ke dalam putih telur dalam keadaan hangat dan sudah hilang uapnya, kocok yang lama (sekitar3-5menit) agar-agar & putih telur dengan kecepatan rendah agar turun suhunya, jangan memasukkan bahan lain ketika agar-agar & putih telur sudah dikocok.
Eniwei...selamat mencoba ya..
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...